( Laporan Praktikum Ilmu Penyakit Tumbuhan Umum )
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit tumbuhan adalah suatu proses fisiologi
tumbuhan yang abnormal dan merugikan yang disebabkan oleh faktor biotik dan
abiotik dan gangguannya bersifat terus menerus serta akibatnya dinyatakan oleh
aktivitas sel/ jaringan yang abnormal. Secara biologis tumbuhan dikatakan sakit bila tidak mampu melakukan
kegiatan fisiologis secara normal, yang meliputi respirasi, fotosintesis,
penyerapan gizi yang diperlukan dan lain-lain. Selain itu tanaman sakit juga
tidak dapat menunjukkan kapasitas genetiknya, seperti berdaya hasil tinggi,
morfologi yang normal dan lain-lain. (Agrios, 1997).
Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa
gangguan. Kadang tumbuhan mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil
(virus, bakteri, atau jamur). Hewan dapat disebut hama karena mereka mengganggu
tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat, wereng, tikus, walang
sangit merupakan beberapa contoh binatang yang sering menjadi hama tanaman.
Gangguan terhadap tumbuhan yang disebabkan oleh
virus, bakteri, dan jamur disebut penyakit. Tidak seperti hama, penyakit tidak
memakan tumbuhan, tetapi mereka merusak tumbuhan dengan mengganggu proses –
proses dalam tubuh tumbuhan sehingga mematikan tumbuhan. Oleh karena itu,
tumbuhan yang terserang penyakit, umumnya, bagian tubuhnya utuh. Akan tetapi,
aktivitas hidupnya terganggu dan dapat menyebabkan kematian. Untuk membasmi
hama dan penyakit, sering kali manusia menggunakan oat – obatan anti hama.
Pestisida yang digunakan untuk membasmi serangga disebut insektisida. Adapun
pestisida yang digunakan untuk membasmi jamur disebut fungsida (Semangun,1996).
Agar timbul penyakit, patogen harus berhubungan dengan jaringn tumbuhan
yang hidup dan berkembang di dalamnya. Dapat berkembangnya suatu patogen sebagian
ditentukan oleh banyaknya inokulum yang dibentuk, pembebasan inokulum dari
tubuh buah atau substrat, ketahanan unokulum terhadap keadaan yang tidak baik,
luas dan lamanya penyebaran, dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan
inokulum dan infeksi (Anonim, 2010).
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan
dilakukannya praktikum ini adalah
untuk mengetahui kemampuan persebaran patogen (jamur atau spora jamur) melalui
media angin.
II
PROSEDUR PERCOBAAN
2.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kipas angin, preparat, gelas objek, mikroskop, larutan gula dan jamur Trichoderma sp.
2.2 Cara Kerja
Adapun
langkah-langkah dalam melakukan praktikum ini yaitu :
1.
Bersihkan preparat dengan menggunakan air keran/aquades.
2.
Kemudian preparat ditetesi dengan
larutan gula.
3.
Preparat diletakkan dengan
beberapa jarak yaitu 1 m, 2 m, 3 m.
4.
Ambil kipas angin dan letakkan menghadap ke arah barisan preparat tersebut.
5.
Ambil cawan yang berisi jamur Trichoderma
sp. dan dipegang tepat di depan kipas angin,
kemudian kipas angin dihidupkan dengan putaran sedang, masing-masing jarak selama 1 menit.
6.
Hentikan kipas angin dan amati spora-spora yang jatuh dan tertangkap
pada preparat
7.
Mengamati persebaran patogen yang
didapat dibawah mikroskop.
III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Data percobaan persebaran patogen menggunakan angin.
Kelompok
|
Jarak Persebaran
|
||
1 m
|
2 m
|
3 m
|
|
1
|
+
|
+
|
-
|
2
|
+
|
+
|
+
|
3
|
+
|
+
|
+
|
4
|
+
|
+
|
+
|
5
|
+
|
+
|
+
|
6
|
+
|
+
|
_
|
7
|
+
|
+
|
+
|
8
|
+
|
+
|
+
|
Keterangan : Tanda (+) menunjukkan ada hifa jamur yang menempel
Tanda (-) menunjukkan tidak ada hifa jamur yang menempel
3.2 Pembahasan
Persebaran patogen merupakan suatu proses kemampuan suatu patogen tumbuhan untuk mendapatkan tanaman
inang yang baru. Berdasarkan cara penyebarannya, persebaran suatu patogen tumbuhan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
- Persebaran Aktif, yaitu persebaran yang dilakukan suatu patogen tanpa memerlukan media lain untuk membantu peersebarannya melainkan dapat menggunakan bagian tubuh petogen itu sendiri, seperti spora pada jamur.
- Persebaran Pasif, yaitu persebaran yang dilakukan suatu patogen yang memerlukan media untuk membantu persebaran patogen seperti air, tanah, angin, bibit tanaman, alat-alat pertanian, dan serangga. (Sektiono, 2009)
Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran patogen, yaitu :
1. Angin, banyak jamur parasit yang penybarannya
terutama dilakukan oleh angin, karena jamur membentuk jamur dan membebaskan
spora ke udara dalam jumlah yang tak terhitung, mempunyai ukuran yang kecil dan
ringan sekali, sehingga mudah diangkut oleh angin dalam jarak yang relatif
jauh.
2. Tanah, angin membawa spora ke tempat yang jauh,
namun sesekali spora tersebut turun dan mengendap di tanah, sehingga sangat
berpotensi untuk menjadi agen penybaran patogen.
3. Air, air mempunyai arti yang kurng penting
dalam penyebaran patogen jika dibandingkan dengan angin, karena penybaran
melalui air ini hanya bersifat lokal.
4. Manusia, manusia merupakan agen penyebaran
patogen yang paling berpengaruh, karena manusia dapat membawa patogen hingga
lintas benua dan samudra. Jika manusia membawa tanamannya ke tempat lain, maka
bersama itu pula terangkut hama dan penyakit tumbuhan.
5. Bibit tanaman, bibit tanaman akan menjadi agen
penyebarn penyakit apabila tanaman yang dijadikan bibit telah terserang
partogen terlebih dahulu, sehingga ptogen akan melanjutkan daur hidupnya pada
tanaman bibit tersebut.
6. Alat pertanian, jika penggunaan alat pertanian
sebelumnya dilakukan pada tanaman yang sakit, maka patogen akan terbawa beserta
alat pertanian tersebut.
7. Serangga, serangga tidak hanya menjadi agen
penybaran patogen, tetapi juga dapat menjadi tempat habitat pathogen (Sektiono, 2009)
Pada praktikum ini, penyebaran patogen dilakukan dengan menggunakan
agensia angin. Hal ini dilakukan karena angin memiliki peranan yang sngat
penting unuk menyebarkan patogen pada suatu wilayah yang sangat luas. Bahkan
angin yang sangat lemah sekalipun mampu mengangkatspora dan membawanya ke
daerah sekitarnya. Dalam udara yang tenang spora akan turun dengan kecepatan 20
mm/detik, tergantung dari besarnya spora. Pada udara yang lembab, kecpatn jatuh
spora menjadi 2 kali lipat dari udara tenang, karena spora dapat mengendap di
udara yang lembab, sedangkan udara yang lembab ini akan sangat membantu infeksi
yang dilakukan oleh spora pda tanaman inang yang baru.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, percoaan yang
dilakukan oleh kelompok 1 dan 6 pada jarak 3 meter tidak menunjukan adanya hifa jamur yang
menempel pada kaca preparat.. Percobaan yang dilakukan
oleh kelompok 1-8 pada jarak 1meter dan 2 meter menunjukkan adanya hifa yang menempel pada
semua kaca preparat.
IV KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1.
Persebaran
patogen merupakan suatu proses kemampuan suatu patogen tumbuhan untuk
mendapatkan tanaman inang yang baru.
2.
Berdasarkan
cara penyebarannya, persebaran suatu patogen tumbuhan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu aktif dan pasif.
3.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi persebaran patogen yaitu angin, tanah, air, manusia, bibit
tanaman, alat-alat pertanian dan serangga.
4.
Percobaan
ini menggunakan agensia angin karena angin sangat mudah dan cepat untuk
menyebarkan spora pada suatu wilayah yang luas.
5.
Data yang
diperoleh hanya kelompok 1 dn 6 pada jarak 3 meter tidak menunjukkan adanya
hifa yang menempel pada kaca preparat.
DAFTAR PUSTAKA
Agrios, N George. 1997. Ilmu Penyakit Tumbuhan.
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Anonim. 2010. Fitopatologi http://id.wikipedia.org/wiki/Fitopatologi diakses pada tanggal 10 oktober 2010, pukul
18.25 wib
Sektiono. 2009. Cara
patogen menyerang tumbuhan inang.http://sektiono.blogspot.com/2009/11/cara-patogen-menyerang-tumbuhan-inang.html. diakses pada tanggal 28 Maret 2009
Semangun, Haryono. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit
Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
0 komentar:
Post a Comment
Terima kasih atas kujungan anda. Komentar anda akan sangat bermanfaat untuk kemajuan blog ini.