I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Jumlah total
mikroorganisme yang terdapat di dalam tanah digunakan sebagai indeks kesuburan
tanah tanpa mempertimbangkan hal-hal lain. Tanah yang subur mengandung banyak mikroorganisme
tanah karena populasi yang tinggi menggambarkan adanya suplai makanan dan
energy yang culup, serta kondisi ekologi lain yang mendukung perkembangan
mikroorganisme tanah tersebut. Dengan kata lain, untuk mengetahui tingkat
kesuburan tanah dapat dilakukan dengan cara menghitung jumlah populasi
mikroorganisme yang ada.
Menurut Waluyo (2007), pengamatan bakteri dapat dilakukan secara individual maupun secara kelompok dalam bentuk koloni. Bila bakteri yang ditumbuhkan dalam medium yang tidak cair, maka akan terjadi suatu kelompok yang dinamakan koloni. Bentuk koloni berbeda-beda untuk setiap spesies, dan bentuk tersebut merupakan cirri khas bagi suatu spesies, dan bentuk tersebut merupakan cirri khas bagi suatu spesies tertentu.
Prinsip dari metode
hitungan cawan adalah menumbuhkan sel mikroba yang masih hidup pada media agar,
sehingga sel mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang
dapat dilihat langsung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Metode hitungan
cawan dapat dibedakan atas dua cara, yaitu metode tuang dan metode sebar
(Fardiaz,1993).
1.2. Tujuan
Adapun
tujuan dilakukan praktikum kali ini adalah :
1. Mengetahui
prinsip penetapan metode hitungan cawan
2. Mengetahui
cara pembuatan seri pengenceran
3. Mengetahui
prosedur pembuatan agar nutrient untuk bakteri tanah dan fungi tanah
4. Mengetahui
cara atau prosedur mengisolasi mikroorganisme
II.
METODELOGI
PERCOBAAN
2.1. Alat dan Bahan
Adapun alat yang
digunakan pada praktikum kali ini adalah Erlenmeyer, tabung reaksi, autoklaf,
timbangan, pipet dan incubator.
Sedangkan bahan yang
digunakan adalah NaCl, Aquades, sampel tanah, kapas, aluminium foil, pepton, beef extract, agar, glukosa, K2HPO4,
KNO3, ekstrak tanah, PDA, rose Bengal, streptomisin dan label.
2.2.Langkah
Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan
selama praktikum adalah:
A. Pembuatan
seri Pengenceran
Membuat
larutan fisiologis
|
Memasukkan 90
ml larutan fisiologis ke dalam Erlenmeyer
|
Memasukkan 9
ml larutan fisiologis pada tabung reaksi
|
Menyiapkan
sampel tanah sebanyak 7 tabung reaksi
|
Menutup
Erlenmeyer dan tabung reaksi dengan kapas, sebelumnya menutup kapas dengan
aluminium foil
|
Mengautoklaf
Erlenmeyer dan tabung reaksi selama 20 menit pada temperature 1210
C
|
Mendinginkan
larutan tersebut sampai suhu antara 42-450C
|
Menimbang 10
gram sampel tanah dan memasukkannya dalam Erlenmeyer yang berisi 90 ml
larutan fisiologis, kemudian mengocoknya secara perlahan
|
Memipet
larutan tersebut sebanyak 1 ml dan memasukkannya ke tabung reaksi berisi 9 ml
larutan fisiologis selanjutnya mengocoknya
|
Memindahkan 1
ml larutan 10-3 ini ke dalam 9 ml larutan fisiologis selanjutnya
hingga pengenceran 10-8
|
B. Pembuatan
Medium Biakan Bakteri Tanah
Melarurkan
masing-masing bahan dalam Erlenmeyer
|
Meyeterilkan
medium dalam autoklaf dengan temperature 1210 C selama 15 menit
|
C. Pebuatan
Medium Biakan Fungi Tanah
Melarutkan
masing-masing bahan dalam Erlenmeyer
|
Mengautoklaf
medium
|
Mendinginkan
sampai suhu 50-550 C
|
D. Isolasi
Mikroorganisme
Mengambil 1 ml
larutan tanah dari serial pengeneran 10-4 sampai 10-8
|
Memasukkannya
dalam cawan petri steril
|
Menuangkan
kurang lebih 12-15 ml medium biakan ke cawan petri berisi 1 ml larutan tanah
|
Memberi label
pada masing-masing cawan petri
|
Membalik cawan
bila agar memadat
|
Menginkubasi
biakan mikroorganisme pada suhu ruang
|
III.
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1.Hasil
Pengamatan
Tabel 1 Pengamatan Koloni bakteri
No
|
Seri Pengenceran
|
Gambar
|
Jumlah Koloni
|
1
|
10-4
|
140
|
|
2
|
10-5
|
121
|
|
3
|
10-6
|
80
|
|
4
|
10-7
|
77
|
|
5
|
10-8
|
47
|
Tabel 2. Pengamatan Koloni Jamur
Seri Pengenceran
|
Nama Jamur
|
Gambar
|
Jumlah Koloni
|
Ciri-ciri
|
10-3
|
Aspergillus niger
|
4
|
Berwarna hitam mebentuk bulatan tak
beraturan
|
|
Azospirillium sp
|
6
|
Hifa berwarna putih dan membentuk
lingkaran
|
||
10-4
|
Aspergillus niger
|
1
|
Berwarna hitam mebentuk bulatan tak
beraturan
|
|
Azospirillium sp
|
1
|
Hifa berwarna putih dan membentuk
lingkaran
|
||
10-5
|
-
(kontaminan)
|
-
|
||
10-6
|
Aspergillus niger
|
15
|
Berwarna hitam mebentuk bulatan tak
beraturan
|
|
Azospirillium sp
|
2
|
Hifa berwarna putih dan membentuk
lingkaran
|
3.2. Pembahasan
Praktikum kali ini
adalah mengenai perhitungan mikrooorganisme tanah dengan menggunakan metode
cawan agar, sehingga akan memperoleh hasil pendugaan jumlah mikroorganisme
tersebut. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat seri pengenceran.
Hal yang dilakukan adalah mencampurkan 10 g sampel tanah dengan 90 ml larutan
fisiologis dalam Erlenmeyer. Campuran tersebut terus diaduk hingga tanah
tercampur dengan larutan. Kemudian didiamkan sebentar agar tanah mengendap
dibawah sehingga ketika pengambilan larutan nantinya, sampel tanah tidak ikut
terbawa.
Kemudian menyiapkan 7
tabung reaksi yang berisi 9 ml larutan fisiologis dan 7 pipet tetes. Setelah
itu memasukkan 1 l larutan tanah ke dalam tabung reaksi dengan pipet tetes.
Setelah dilakukan pencampuran maka diambil kembali 1 ml larutan tanah pada
tabung tersebut dengan menggunakan pipet yang berbeda ketabung reaksi
selanjutnya. Kegiatan tersebut dilakukan hingga mencapai tabung ke 7 dan
diperoleh 7 seri pengenceran yaitu pengenceran 10-2 sampai 10-8
.
Pada dasarnya
pengenceran ini dilakukan berdasarkan prinsip dari metode hitungan cawan yakni
menganggap bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi 1 koloni
dan koloni tersebutlah yang nantinya akan dihitung. Sehingga apabila tidak
dilakukan pengenceran maka sejumlah koloni yang tumbuh akan sangat banyak dan
tidak dapat dihitung serta jumlah koloni yang ada pada 1 cawan adalah berkisar
antara 30-300 koloni saja.
Setelah dilakukan
pengenceran, kemudian dilakukan isolasi mikroorganisme. Untuk menghitung total
bakteri dipilih serial pengenceran 10-4 sampai 10-8 dan
untuk menghitung total koloni jamur dipilih serial pengenceran 10-3
sampai 10-6 . Cara mengisolasinya adalah denga mengabil larutan tanah
1ml dari serial pengenceran tersebut kemudian dituangkan di cawan petri kosong
yang selanjutnya dituangkan 12-15 ml medium biakan. Cawan tersebut kemudian
diinkubasi dan disusun secara terbalik untuk mencegah jatuhnya uap air ke
media, kemudian dilakukan pengamatan.
Setelah diperoleh data
jumlah koloni dari pengamatan jumlah koloni bakteri, selanjutnya adalah
menghitung jumlah mikroorganisme dari sampel tanah dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
CFU = Jumlah koloni x
Faktor Pengenceran
Sehingga didapati bahwa
dikelompok dua pada;
Seri pengenceran 10-4 = 140 x 104 = 1.400.000
Seri pengenceran 10-5
=121 x 105 = 12.100.000
Seri pengenceran 10-6 =85 x106 = 85.000.000
Seri pengenceran 10-7 =77x 107 =770.000.000
Seri pengenceran 10-8 =47x108 = 4.700.000.000
Sedangkan pada
pengaatan kedua yaitu menghitung populasi jamur dilakukan pada hari ke lima.
Hal ini dikarenakan pertubuhan bakteri lebih cepat sehingga hanya dalam waktu 3
hari saja sudah mulai terlihat koloninya. Sedangkan pertumbuhan jaur lebih
lambat.
Jamur yang diperoleh
ada 2 macam yaitu jamur Aspergilus niger dan Azospirillium sp. Selain itu juga
ditemukan 1 cawan yang terkontainasi dengan jaur lain sehingga kedua jamur tadi
tidak dapat tumbuh. Ciri-ciri yang dapat dia,ati untuk menentukan apakah itu
jamur Aspergilus niger adalah bahwa hifanya berwarna hitam berbintik-bintik dan
bentuk koloninya membentuk bulatan tak beraturan. Sedangkan cirri-ciri jamur
Azospirillium sp adalah hifanya berwarna putih dan membentuk lingkaran,
sedangkan cirri-ciri jaur kontaminan adalah hifanya berwarna putih kekuningan
dengan pinggiran berwarna merah muda dan lingkarannya berbentuk cembung.
Untuk perhitungan
jumlah populasinya sama dengan pada bakteri yakni
CFU= julah koloni x
factor pengenceran
Pengenceran 10-3
Aspergillus niger = 4 x 103 =
4000
Azospirillium sp = 6 x
103 = 6000
Pengenceran
10-4
Aspergillus niger = 1 x 104 = 10.000
Azospirillium sp = 1 x
104 = 10.000
Pengenceran
10-6
Aspergillus niger = 15 x 106 =
15.000.000
Azospirillium sp = 2 x
106 = 2.000.000
Aspergilus niger merupakan fungi dari
filum ascomycetes yang berfilamen, mempunyai hifa berseptat,
dan dapat ditemukan melimpah di alam.[1]Fungi
ini biasanya diisolasi dari tanah,
sisa tumbuhan,
dan udara di
dalam ruangan. Koloninya berwarna
putih pada Agar Dekstrosa
Kentang (PDA) 25 °C dan berubah
menjadi hitam ketika konidia dibentuk. Kepala konidia dari A.
niger berwarna hitam, bulat, cenderung memisah
menjadi bagian-bagian yang lebih longgar seiring dengan bertambahnya umur.
Aspergillus niger
memiliki klasifikasi sebagai berikut:
Domain :Eukaryota
Kingdom :Fungi
Phylum :Ascomycota
Subphylum :Pezizomycotina
Class :Eurohomycetes
Ordo :Eurotiales
Family :Trichocomaceae
Genus :Aspergillus
Spesies :Aspergillus niger
Domain :Eukaryota
Kingdom :Fungi
Phylum :Ascomycota
Subphylum :Pezizomycotina
Class :Eurohomycetes
Ordo :Eurotiales
Family :Trichocomaceae
Genus :Aspergillus
Spesies :Aspergillus niger
A. niger dapat
tumbuh optimum pada suhu 35-37 °C,
dengan suhu minimum 6-8 °C,
dan suhu maksimum 45-47 °C.[1] Selain
itu, dalam proses pertumbuhannya fungi ini memerlukan oksigen yang
cukup (aerobik). A. niger memiliki warna dasar berwarna
putih atau kuning dengan lapisankonidiospora tebal
berwarna coklat gelap sampai hitam.
Dalam
metabolismenya A. niger dapat menghasilkan asam sitrat sehinga fungi ini
banyak digunakan sebagai model fermentasi karena
fungi ini tidak menghasilkan mikotoksin
sehingga tidak membahayakan. A. niger dapat tumbuh dengan
cepat, oleh karena itu A. niger banyak digunakan secara
komersial dalam produksi asam sitrat, asam glukonat, dan pembuatan berapa enzim seperti amilase, pektinase, amiloglukosidase,
danselulase.
Selain itu, A.
niger juga menghasilkan gallic acid yang merupakan
senyawa fenolik yang
biasa digunakan dalam industri farmasi dan
juga dapat menjadi substrat untuk
memproduksi senyawa antioksidan dalam
industri makanan.
A.niger dalam
pertumbuhannya berhubungan langsung dengan zat makanan yang
terdapat dalam substrat,
molekul sederhana yang terdapat disekeliling hifa dapat langsung diserap
sedangkan molekul yang lebih kompleks harus
dipecah dahulu sebelum diserap ke dalam sel, dengan
menghasilkan beberapa enzim ekstra
seluler seperti protease, amilase, mananase,
dan α-glaktosidase. Bahan organik dari
substrat digunakan oleh Aspergillus niger untuk
aktivitas transport molekul,
pemeliharaan struktur sel,
dan mobilitas sel.
Azospirillum sp.
Azospirillum sp. merupakan
bakteri tanah penampat nitrogen nonsimbiotik. Bakteri ini hidup bebas di dalam
tanah, yang berada disekitar atau dekat dengan perakaran. Dari hasil
penelitian Azospirillum sp. memiliki banyak manfaat dalam
tanah dan tanaman, sehingga sering digunakan sebagai biofertilizer.
Bakteri ini digunakan sebagai biofertilizer karena mampu
menambat nitrogen 40-80% dari total nitrogen dalam rotan dan 30% nitrogen dalam
tanaman jagung. Selain itu Azospirillum sp. dapat
menghasilkan beberapa hormon pertumbuhan hingga 285,51 mg/liter dari
total medium kultur, sehingga dapat meningkatkan efisiensi pemupukan. Selain
itu, Azospirillum sp. juga mempunyai kemampuan merombak
bahan oganik di dalam tanah. Bahan organik yang dimaksud adalah bahan organik
yang berasal dari kelompok karbohidrat seperti selulosa, amilosa, dan bahan
organik yang mengandung sejumlah lemak dan protein.
Sedangkan Azospirilum
sp dapat tumbuh baik pada daerah tropika dan sub tropika dengan kisaran suhu
10°C-30°C
Kingdom :Bacteria
Kelas :Alpha protobacteria
Ordo :Rhodosphililales
Family :Rhodosphililaceae
Genus :Azospirilum
Spesies :Azospirilum sp
Kingdom :Bacteria
Kelas :Alpha protobacteria
Ordo :Rhodosphililales
Family :Rhodosphililaceae
Genus :Azospirilum
Spesies :Azospirilum sp
Azospirillum sp. sebagai
penghasil fitohormon sangat berguna bagi tumbuhan karena dengan adanya
fitohormon tersebut maka tanaman akan tumbuh dengan cepat. Fitohormon adalah
hormon tumbuhan yang berupa senyawa organik yang dibuat pada suatu bagian
tanaman dan kemudian diangkut ke bagian lain, yang dengan konsentrasi rendah
menyebabkan suatu dampak fisiologis. Peran suatu hormon adalah merangsang
pertumbuhan, pembelahan sel, pemanjangan sel, dan ada yang menghambat
pertumbuhan. Fitohormon yang dihasilkan bakteri ini adalah auksin, sitokinin,
giberelin dan etilen. Hormon-hormon ini berperan penting dalam pertumbuhan
tanaman dan masing-masing memiliki fungsi yang berbeda-beda pada pertumbuhan
suatu tanaman.
IV. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan pembahasan tersebut, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Seri pengenceran perlu dilakukan agar jumlah populasi mikroba yang dapat
tumbuh
tidak terlalu banyak
2. Jumlah koloni pada
pengenceran 10-4 pada pengamatan bakteri paling banyak
terus menurun pada seri-seri pengenceran
selanjutnya
3. Jumlah koloni bakteri pada
pengenceran 10-4 paling tinggi karena kepekatan
larutan tanahnya paling tinggi sehingga mikroba
yang ada semakin banyak
4. Ditemukan 2 jenis fungio
pada pengamatan ini yaitu Aspergillus niger dan
Azospirillium
sp.
5.
Hifa A. niger
berwarna hitam berbintik bintik karena konidianya cenderung
terpisah sedangkan hifa Azospirillium sp berwarna
putih.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012.
http//id.wikipedia.org/wiki/Aspergillus.niger.diakses pada 20
November 2012.
Akbar.2007.
Isolationand Selection Of Inagenous Azospirillium sp and IAA of
Superior Strom On Wheat Roots. World Journal of Agriculture Sciences.
Fardian,S.19993.
Analisis Mikrobiologi Pangan.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Waluyo,Lud.2007.
Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press
0 komentar:
Post a Comment
Terima kasih atas kujungan anda. Komentar anda akan sangat bermanfaat untuk kemajuan blog ini.