( Laporan Praktikum Ilmu Penyakit Tumbuhan Umum )
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit tumbuhan adalah suatu proses fisiologi tumbuhan yang abnormal dan
merugikan yang disebabkan oleh faktor biotik dan abiotik dan gangguannya
bersifat terus menerus serta akibatnya dinyatakan oleh aktivitas sel/ jaringan
yang abnormal. Secara biologis tumbuhan dikatakan sakit bila tidak mampu
melakukan kegiatan fisiologis secara normal, yang meliputi respirasi,
fotosintesis, penyerapan gizi yang diperlukan dan lain-lain. Selain itu tanaman
sakit juga tidak dapat menunjukkan kapasitas genetiknya, seperti berdaya hasil
tinggi, morfologi yang normal dan lain-lain (Hamdayanti. 2010)
Besarnya penyakit sering dikemukakan dengan istilah serangan ringan,
sedang, berat, atau sangat berat. Ungkapan yang demikian masih bersifat
kualitatif, tidak memiliki makna ilmiah. Pernyataan demikian sangat bersifat
subyektif. Dalam arti bahwa data kualitatif demikian tidak dapat dibandingkan
antara ahli yang satu dengan ahli yang lain dan antara daerah yang satu dengan
daerah yang lain. Data yang bersfat kuantitati tentang intensitas penyakit
sangat diperlukan untuk berbagai kepentingan, terutama untuk kepentingan
pengelolaan/pengendalian penyakit tanaman (Agrios, 1997)
Besarnya atau intensitas penyakit tanaman menurut James dapat dinyatakan
dalam istilah keterjadian penyakit dan keparahan penyakit. Intensitas penyakit
dinyatakan dengan keterjadian penyakit apabila penyakitnya bersifat sistemik
atau adanya serangan patogen cepat atau lambat akan menyebabkan kematian atau tidak
berproduksi misalnya penyakit yang disebabkan oleh virus. Penyakit-penyakit
yang gejala dan akibatnya bervariasi, maka intensitas penyakit dinyatakan
dengan keparahan penyakit. Pengukuran keparahan penyakit biasanya dilakukan
pada penyakit bercak dan karat pada daun (Prasetyo, 2005)
Keterjadian
Penyakit (KP) merupakan persentase jumlah tanaman yang terserang patogen (n)
dari total tanaman yang diamati (N), seperti dinyatakan dalam rumus berikut:
n
KP = —— x 100%
N
Keparahan penyakit (KeP) didefinisikan sebagai persentase luasnya jaringan tanaman yang terserang patogen dari total luasan yang diamati, seperti dinyatakan dalam rumus berikut:
S n x v
KeP = ———— x 100%
Z x N
Dimana KeP adalah keparahan penyakit; n adalah jumlah jaringan terserang pada setiap kategori (skor); v adalah kategori (skor) serangan; Z adalah kategori serangan tertinggi; dan N adalah total dari jumlah jaringan yang diamati
B. Tujuan
Adapun tujuan
dilakukannya praktikum ini adalah :
1. Menduga intensitas penyakit tanaman pada
skala laboratorium.
2. Mengetahui perbedaan keterjadian dan
keparahan penyakit tanaman.
II PROSEDUR PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah daun alpukat,
kalkulator dan alat tulis.
B. Cara Kerja
Adapun
langkah-langkah dalam melakukan praktikum ini yaitu :
- Diambil daun alpukat secara acak sebanyak 50 lembar.
- Dipisahkan daun alpukat menjadi daun sehat dan daun sakit untuk mengetahui keterjadian penyakit tumbuhan.
- Dihitung keterjadian penyakit menggunakan rumus.
- Dinilai daun yang terinfeksi penyakit berdasarkan skor yang digunakan sesuai dengan kriteria.
- Dihitung keparahan penyaki menggunakan rumus.
III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Data pengamatan keterjadian penyakit bercak daun alpukat.
Keadaan Daun
|
Jumlah
|
KP
(%)
|
Daun yang terinfeksi
|
27
|
54
|
Daun yang tidak terinfeksi
|
23
|
|
Total daun yang diamati
|
50
|
Tabel 2. Data pengamatan keparahan penyakit bercak daun alpukat.
Skor
|
Σ
Daun (n)
|
N x
V
|
Z x
N
|
KeP
(%)
|
0
|
23
|
0
|
200
|
14
|
1
|
26
|
26
|
||
2
|
1
|
2
|
||
3
|
0
|
0
|
||
4
|
0
|
0
|
Tabel 3. Data skor untuk pengamatan keterjadian penyakit bercak daun
alpukat.
No
|
Perlakuan
|
Terinfeksi
|
Tidak
terinfeksi
|
Σ
Sampel
|
KP
(%)
|
1
|
Kelompok 1
|
34
|
16
|
50
|
68
|
2
|
Kelompok 2
|
37
|
13
|
50
|
74
|
3
|
Kelompok 3
|
43
|
7
|
50
|
86
|
4
|
Kelompok 4
|
27
|
23
|
50
|
54
|
5
|
Kelompok 5
|
42
|
8
|
50
|
84
|
6
|
Kelompok 6
|
31
|
19
|
50
|
62
|
7
|
|||||
8
|
Kelompok 8
|
28
|
22
|
50
|
56
|
Tabel 4. Data skor untuk pengamatan keparahan penyakit bercak daun alpukat.
No
|
Perlakuan
|
Skor
|
Σ Sampel
|
Kep (%)
|
||||
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||||
1
|
Kelompok 1
|
16
|
11
|
12
|
11
|
0
|
50
|
34
|
2
|
Kelompok 2
|
13
|
20
|
11
|
6
|
0
|
50
|
30
|
3
|
Kelompok 3
|
7
|
13
|
14
|
15
|
1
|
50
|
45
|
4
|
Kelompok 4
|
23
|
26
|
1
|
0
|
0
|
50
|
14
|
5
|
Kelompok 5
|
8
|
12
|
5
|
7
|
18
|
50
|
57,5
|
6
|
Kelompok 6
|
18
|
17
|
8
|
3
|
4
|
50
|
29
|
7
|
Kelompom 7
|
21
|
23
|
6
|
0
|
0
|
50
|
17,5
|
8
|
Kelompok 8
|
22
|
20
|
8
|
0
|
0
|
50
|
18
|
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
oleh kelompok 4
diperoleh bahwa tingkat keterjadian penyakit bercak daun alpukat adalah sebesar
54 %,
sedangkan tingkat keparahan penyakit bercak daun alpukat adalah sebesar 14 %. Besar kecilnya keparahan penyakit ini sangat
dipengaruhi oleh skala penyakit tanaman. Semakin parah penyakit pada tanaman
maka skala penyakit akan semakin tinggi.
Sedangkan
pada masing-masing kelompok 1 didapatkan persentase KP yang cukup memedai yaitu
68%, kelompok 2 74%, kelompok 3 86%, kelomok 4 54%, kelompok 5 84%, kelompok 6
62%, dan kelompok 8 56%. Nilai KP terbesar didapatkan oleh kelompok 3 sebesar
84%, dan nilai KP terkecil didapatkan oleh kelompok 4 sebesar 54%.
Sedangkan
KEP yang didapat mulai dari kelompok satu hingga kelompok delapan adalah
sebagai berikut: 34%, 30%, 45%, 14%,
57,5%, 29%, 17,5%, 18%.
Dari
data yang telah didapatkan, terlihat bahwa nilai KEP terbesar didapatkan oleh
kel;ompo 5 yaitu dengan nilai 57,5%. Sedangkan untuk nilai KEP terrendah
didapatkan oleh kelompok 4 yaitu sebesar 14%.
Gejala penyakit yang menentukan kejadian
dan keparahan penyakit yang diamati sangat mempengaruhi kehilangan hasil yang
akan diperoleh oleh petani. Kejadian penyakit dan keparahan penyakit yang besar
akan berkorelasi dengan kehilangan hasil yang besar pula. Demikian pula
sebaliknya, kejadian penyakit dan keparahan penyakit yang kecil akan
berkorelasi dengan kehilangan hasil yang kecil. Untuk itu, ketika kejadian
penyakit dan keparahan penyakit yang teramati di lapang cukup besar maka perlu
adanya tindakan pengendalian dan pencegahan agar kehilangan hasil yang nantinya
akan terjadi tidak telalu besar sehingga tidak telalu merugikan petani (Sektiono. 2009)
Besarnya penyakit sering dikemukakan dengan
istilah serangan ringan, sedang, berat, atau sangat berat. Ungkapan yang
demikian masih bersifat kualitatif, tidak memiliki makna ilmia. Pernyataan
demikian sangat bersifat subyektif. Dalam arti bahwa data kualitatif demikian
tidak dapat dibandingkan antara ahli yang satu dengan yang lain dan daerah yang
satu dengan yang lain. Data yang bersifat kuantitatif tentang intensitas
penyakit sangat diperlukan untuk berbagai kepentingan, terutama untuk
kepentingan pengolahan atau pengendalian penyakit tanaman. Besarnya intensitas
penyakit tanaman menurut James (1974 dalam Zadoks dan Schein, 1979) dapat
dinyatakan dalam istilah keterjadian penyakit dan keparahan penyakit.
Keterjadian penyakit (KP) merupakan persentase
jumlah tanaman yang terserang patogen (n) dari total tanaman yang diamati (N).
intensitas penyakit dihitung dengan rumus keparahan penyakit apabila
penyakitnya bersifat sistmik atau adanya serangan patogen cepat atau lambat
akan menyebabkan kematian atau tidak berproduksi. Pada penyakit-penyakit yang
tidak demikian, artinya bahwa intensitas penyakit yang terjadi dan akibatnya
bervariasi, tanaman tidak menglami kematian, maka intensitas penyakitnya
dinyatakan dalam istilah keparahan penyakit, yaitu persentase luasnya jaringan
tanaman yang terserang patogen dari total luasan yang diamati (Haryono. 1996)
Keparahan penyakit dapat dijelaskan dengan cara
membagi kisaran dari tak ada gejala penyakit sampai penuh gejala penyakit ke
dalam skor-skor atau kategori-kategori. Hal ini ditujukan supaya dalam proses
pengamatan intensitas penyakit berdasarkan tingkat keparahannya lebih mudah
serta akurat menentukan tingkat keparahan suatu penyakit. Jaringan diamati
dengan cara mencocokan termasuk kategori atau skor yang mana. Proses pencocokan
tersebut harus dilakukan secara hati-hati. Jika jumlah skor terlalu sedikit,
maka kunci tersebut tidak memiliki kemampuan diskriminatif; sebaliknya kalau
jumlah skor terlalu besar maka diperlukan banyak waktu untuk menentukan suatu jaringan
masuk skor yang mana. Oleh karena itu biasanya jumlah skor tidak lebih dari 10.
IV KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
- Tingkat keterjadian penyakit bercak daun alpukat pada pengamatan kelompok 4 adalah 54%.
- Tingkat keparahan penyakit bercak daun alpukat pada pengamatan kelompok 4 adalah 14%.
- Besarnya intensitas penyakit tanaman dinyatakan dalam istilah keterjadian penyakit dan keparahan penyakit.
- Keterjadian penyakit (KP) merupakan persentase jumlah tanaman yang terserang patogen (n) dari total tanaman yang diamati (N).
- Keparahan penyakit (KeP) merupakan persentase luasnya jaringan tanaman yang terserang patogen dari total luasan yang diamati.
- Pemberian skor pada pengmamatan keparahan penyakit bertujuan supaya dalam proses pengamatan intensitas penyakit lebih mudah serta akurat menentukan tingkat keparahan suatu penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Agrios, N George. 1997. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.
Hamdayanti. 2010. Kejadian Penyakit dan Keparahan Penyakit pada Beberapa Komoditan
Tanaman di Leuwikopo. http://hamdayanty08.student.ipb.ac.id/2010/06/20/kejadian-penyakit-dan-keparahan-penyakit-pada-beberapa-komoditan-tanaman-di-leuwikopo/ diakses pada tanggal 18 November 2010, pukul
08.28 wib.
Prasetyo, Joko, et al. 2005. Penuntun Praktikum Epidemologi dan
Pengendalian Penyakit Tumbuhan. Jurusan
Proteksi Tanaman – FP, Unila. Bandar Lampung.
Sektiono. 2009. Cara patogen
menyerang tumbuhan inang. http://sektiono.blogspot.com/2009/11/cara-patogen-menyerang-tumbuhan- inang.html. diakses pada tanggal 28 Maret 2009
Semangun, Haryono. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit
Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
1. Mencari Nilai keterjadian
Penyakit (Kp)
Kp = x 100%
= x 100%
= 54 %
2. Menghitung Nilai Keparahan
Penyakit
Kep = x 100 %
= x 100 %
= x 100%
= x 100 %
= 14 %
0 komentar:
Post a Comment
Terima kasih atas kujungan anda. Komentar anda akan sangat bermanfaat untuk kemajuan blog ini.