Mempelajari dunia kehidupan tidak terlepas dari pengetahuan tentang hierarki biologi. Dalam pengetahuan biologi, sel merupakan unit terkecil yang dapat melakukan aktivitas kehidupan. Selain itu, dalam organisme terdapat alat transpor yang mampu mengatur organisme lainnya. Sehingga membran sel tersusun atas senyawa fosfolipid bilayer. Oleh karena itu, sel mampu melakukan transpor zat. Hal ini sangat dibutuhkan oleh tumbuhan agar mereka dapat mendistribusikan energi yang mereka dapatkan dari alam.
Metabolisme pada organisme multiselluler mencakup beberapa hal, antara lain transport zat hara dan transport ion. Sistem transport pada hewan yaitu sistem sirkulasi. Pada sistem sirkulasi, aliran materi terjadi
karena adanya daya dorong dari organ pemompa. Sedang sistem transport pada tumbuhan yaitu sistem vaskuler, pada sistem ini aliran senyawa berlangsung mengikuti atau melawan padatan (gradient) konsentrasi.
Untuk
kelangsungan hidupnya tumbuhan memerlukan beberapa zat. Zat yang diperlukan
tumbuhan diambil dari lingkungan sebagian besar berupa: O2 dan CO2 dari udara
diambil melalui daun; air dan mineral dari dalam tanah diambil melalui ujung
akar dan bulu-bulu akar. Bagi tumbuhan tingkat rendah, pengambilan zat-zat dapat
dilakukan oleh permxkaan tubuhnya. Kemampuan tumbuhan mengambil zat-zat dari
lingkungan dilakukan dengan cara difusi, osmosis dan transpor aktif.
Tumbuhan dan Lingkungan
Pada semua makhluk hidup, dari prokariota hingga organisme
multiseluler yang paling kompleks, melakukan pertukaran zat dengan
lingkungannya pada tingkat seluler. Pertukaran zat tersebut sangat penting bagi
metabolisme sel. Transpor zat melalui membran dibedakan atas 2 (dua),
yaitu transpor zat yang memerlukan energi (transpor aktif) dan transpor yang
tidak memerlukan energi (transpor pasif). Transpor aktif meliputi proses pompa
ATP, eksositosis, dan endositosis. Adapun transpor pasif meliputi proses
difusi, osmosis, dan difusi terbantu.
Tumbuhan memerlukan berbagai macam zat untuk kelangsungan hidupnya. Zat-zat
tersebut sebagian besar diambil dari lingkungan, misalnya mineral, air, karbon
dioksida, dan oksigen. Tumbuhan tingkat tinggi mengambil oksigen dan karbon
dioksida melalui daun (Bresnick, 2003).
Air dan garam-garam mineral diserap oleh tumbuhan dari dalam tanah melalui
rambut-rambut akar yang terdapat pada epidermis akar. Sel-sel tumbuhan dapat
dilewati air, zat-zat makanan yang terlarut, oksigen dan karbondioksida baik ke
dalam atau ke luar sel. Untuk melaksanakan fotosintesis, tumbuhan memerlukan
karbon dioksida dan air. Tumbuhan juga memerlukan oksigen untuk bernapas.
Tumbuhan mengambil air, karbon dioksida, dan oksigen dengan cara difusi,
osmosis, dan transpor aktif.
Membran Sel
Sel
terdiri atas materi hidup yang disebut dengan protoplasma. Protoplasma sel
dibatasi dari lingkungan sekitarnya oleh selaput sel tipis yang disebut dengan
membran plasma (membran sel). Membran ini mempunyai kemampuan untuk mengatur
secara selektif aliran materi dari dan keluar sel. Berdasarkan kemampuan
membran menyeleksi aliran materi antar sel dan lingkungannya maka membran dapat
dibedakan menjadi dua jenis. Membran dikatakan permiabel apabila semua jenis
molekul dalam cairan dapat melewati membran. Sedang suatu membran dikatakan
semi-permeabel jika hanya dapat dilewati oleh molekul-molekul tertentu saja
(Annur dan Santooosa, 2008).
Membran
merupakan media pemisah yang bersifat selektif permeabel dengan menahan
komponen tertentu dan melewatkan komponen lainnya. Proses pemisahan dengan
menggunakan membran pada pemisahan fasa cair-cair umumnya didasarkan atas
ukuran partikel dan beda muatan dengan gaya dorong (driving force)
berupa beda tekanan, medan listrik, dan beda konsentrasi (Yusuf, et al., 2008).
Macam-macam membrane permeabilitas (Parjatmo, 1987):
1.
Impermeable (tidak permeable), dimana air maupun zat
terlarut didalamnya tidak dapat melaluinya.
2.
Permeable, yaitu membrane yang dapat dilalui oleh air
maupun zat tertentu yang terlarut didalamnya.
3.
Semi permeable, yaitu membrane yang hanya dapat dilalui
oleh air tetapi tidak dapat dilalui oleh zat terlarut, misalnya membaran
sitoplasma.
Transpor pasif
tinggi ke potensial yang rendah.
Perhatikan gambar berikut :
Perhatikan Gambar .
untuk menaikkan tekanan osmotik di dalam sel. Cara sel mempertahankan tekanan osmotiknya ini disebut osmoregulasi.
Dapat
berlangsung karena adanya perbedaan konsentrasi larutan di antara kedua sisi
membran. Pada transpor pasif tidak rnemerlukan energi rnetabolik. Transpor
pasif ini bersifat spontan. Transpor
pasif dibedakan menjadi tiga, yaitu difusi sederhana (simple diffusion), difusi
dipermudah atau difasilitasi (facilitated diffusion), dan osmosis.Terdapat dua
proses fisikokimiawi yang penting dalam transport materi dalam sel yaitu difusi
dan osmosis (Alkatiri, 1996).
Difusi
merupakan peristiwa perpindahan melekul dengan menggunakan tenaga kinetik
bebas, proses perpindahan ini berlangsung dari derajat konsentrasi tinggi ke
derajat konsentrasi rendah. Proses ini akan terus berlangsung hingga dicapai
titik keseimbangan. Osmosis merupakan suatu peristiwa perembesan suatu molekul
air melintasi membran yang memisahkan dua larutan dengan potensial air yang
berbeda. Proses osmosis berlangsung dari larutan hipotonik menuju larutan yang
hipertonik atau perpindahan air dari molekul larutan yang potensial airnya
tinggi ke potensial yang rendah.
Ketika sel tumbuhan diletakkan pada larutan yang hipertonik/lebih pekat
dibanding konsentrasi plasma selnya maka air yang berada dalam vakoula akan
merembes ke luar sel. Akibatnya protoplasma mengkerut dan terlepas dari dinding
sel, peristiwa ini disebut dengan plasmolisis. Keadaan tersebut dapat kembali
seperti semula apabila lingkungan sel diganti dengan larutan hipotonik. Kembalinya
keadaan protoplasma setelah plasmolisis disebut deplasmolisis. Difusi
terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam transpor pasif karena zat terlarut
berpindah menurut gradien konsentrasinya.
2.4
Transpor aktif
Perbedaan utama antara transpor
aktif, osmosis, dan difusi adalah energi yang dikeluarkan sel. Pada osmosis dan
difusi, sel tidak mengeluarkan energi apapun untuk memindahkan zat melewati
membran sel karena zat berpindah sesuai dengan gradien konsentrasi. Dengan kata
lain, difusi dan osmosis terjadi secara spontan.
Transpor aktif merupakan mekanisme
pemindahan molekul atau zat tertentu melalui membran sel, berlawanan arah
dengan gradien konsentrasi. Oleh karena itu, harus ada energi tambahan dari sel
yang digunakan untuk membantu perpindahan tersebut.
Energi tambahan yang digunakan dalam
proses transpor aktif berasal dari ATP yang dihasilkan oleh mitokondria melalui
proses respirasi. Selain itu, pada membran sel terdapat lapisan protein. Salah
satu jenis protein yang terdapat di membran sel tersebut adalah protein
transpor. Protein transpor mengenali zat tertentu yang masuk atau keluar sel.
Zat yang dipindahkan dengan cara
transpor aktif pada umumnya adalah zat yang memiliki ukuran molekul cukup besar
sehingga tidak mampu melewati membran sel. Sel mengimbangi tekanan osmosis
lingkungannya dengan cara menyerap atau mengeluarkan molekul-molekul tertentu.
Dengan demikian, terjadi aliran air masuk atau keluar sel. Kemampuan
mengimbangi tekanan osmosis dengan transpor aktif menjadi sangat penting untuk
bertahan hidup.
Pompa natrium kalium merupakan contoh
transpor aktif yang banyak ditemukan pada membran sel. Perpindahan molekul ini
menggunakan energi ATP untuk mengeluarkan natrium (Na+) keluar sel dan bersama
dengan itu memasukkan kalium (K+) ke dalam sel.
Ion Na+ dan K+ dengan transpor aktif
dapat melewati membran sel. (1) Ion Na+ terikat pada suatu tempat di
protein membran. (2) Ion Na+ tersusun dengan formasi tertentu untuk dilepaskan
ke luar sel. (3) Ion K+ dari luar diikat.(4) Hal ini m erangsang memb ran sel
untuk kembali ke bentuk semula. (5) Ion K+ dilepaskan protein membran dan masuk
ke dalam sel.
Perhatikan gambar berikut :
2.5 Transport Ion Channel
Transport lewat ion channel khusus
bagi ion-ion yang sulit ditransport secara difusi akibat muatan listriknya. Ion
channel ini mempunyai sifat yang sangat selektif dan terbukanya channel
tersebut akibat potensial listrik sepanjang membran sel dan melalui ikatan
channel dengan hormon atau neurotransmitter (Parjatmo, 2005).
2.6
Difusi
Difusi merupakan perpindahan partikel zat dari larutan
berkonsentrasi tinggi ke larutan berkonsentrasi rendah. Contoh yang sederhana
adalah pemberian gula pada cairan teh tawar, lambat laun cairan teh menjadi
manis.
Perhatikan Gambar .
Gambar . Proses Difusi
Gambar di
atas menunjukkan perpindahan konsentrasi larutan yang lebih tinggi ke
konsentrasi larutan yang lebih rendah sampai terjadi keseimbangan dinamis.
Peristiwa difusi pada tumbuhan sangat penting untuk
keseimbangan hidup tumbuhan. Karbon dioksida (CO2) dan oksigen (O2)
diambil oleh tumbuhan dari udara melalui proses difusi. Pengambilan air dan
garam mineral oleh tumbuhan dari dalam tanah, salah satunya melalui proses
difusi. Difusi zat dari dalam tanah ke dalam tubuh tumbuhan disebabkan
konsentrasi garam mineral di tanah lebih tinggi daripada di dalam sel. Demikian
juga gas CO2 di udara masuk ke dalam tubuh tumbuhan karena
konsentrasi CO2 di udara lebih tinggi daripada di dalam sel
tumbuhan. Sebaliknya, O2 dapat berdifusi keluar tubuh tumbuhan jika
konsentrasi O2 dalam tubuh tumbuhan lebih tinggi akibat adanya
fotosintesis dalam sel (Loveless, 1991).
Difusi merupakan peristiwa mengalirnya atau berpindahnya
suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi
rendah, sedangkan osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel
selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat (Kustiyah,
2007). Contoh peristiwa difusi yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan
teh tawar dan contoh peristiwa osmosis adalah kentang yang dimasukkan ke dalam
air garam.
Kecepatan difusi ditentukan oleh : Jumlah zat yang tersedia,
kecepatan gerak kinetik dan jumlah celah pada membran sel. Difusi sederhana ini
dapat terjadi melalui dua cara:
a.
Melalui celah pada lapisan lipid ganda, khususnya jika bahan berdifusi terlarut
lipid
b.
Melalui saluran licin pada beberapa protein transpor.
Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti
bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat
zat terlarut itu sendiri.
l)
Mekanisme difusi
Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul
zat atau gas dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui
membran dapat berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana
(simple difusion),difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein
transmembran (simple difusion by chanel formed), dan difusi difasilitasi
(fasiliated difusion). Difusi sederhana melalui membrane berlangsung
karena molekul-molekul yang berpindah atau bergerak melalui membran bersifat
larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran
secara langsung. Membran sel permeabel terhadap molekul larut lemak seperti
hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan organik yang larut
dalam lemak, Selain itu, memmbran sel juga sangat permeabel terhadap molekul
anorganik seperti O,CO2, HO, dan H2O.
Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta
ion-ion tertentu, dapat menembus membran melalui saluran atau chanel. Saluran
ini terbentuk dari protein transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu
yang memungkinkan molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori
tersebut dapat melaluinya. Sementara itu, molekul – molekul berukuran besar
seperti asam amino, glukosa, dan beberapa garam – garam mineral, tidak dapat
menembus membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa atau
transporter untuk dapat menembus membran. Proses masuknya molekul besar
yang melibatkan transporter dinamakan difusi difasilitasi.
2)
Mekanisme Difusi dan Difasilitasi
Difusi difasilitasi (facilitated diffusion) adalah pelaluan
zat melalui rnembran plasrna yang melibatkan protein pembawa atau protein
transporter. Protein transporter tergolong protein transmembran yang memliki
tempat perlekatan terhadap ion atau molekul vang akan ditransfer ke dalam sel.
Setiap molekul atau ion memiliki protein transforter yang khusus, misalnya
untuk pelaluan suatu molekul glukosa diperlukan protein transforter yang khusus
untuk mentransfer glukosa ke dalam sel. Protein transporter untuk grukosa
banyak ditemukan pada sel-sel rangka, otot jantung, sel-sel lemak dan sel-sel
hati, karena sel – sel tersebut selalu membutuhkan glukosa untuk diubah menjadi
energi.
Faktor
yang mempengaruhi difusi :
1.
Suhu, makin tinggi difusi makin cepat
2.
BM makin besar difusi makin lambat
3.
Kelarutan dalam medium, makin besar difusi makin cepat
4.
Perbedaan Konsentrasi, makin besar perbedaan konsentrasi antara dua bagian,
makin besar proses difusi yang terjadi.
5.
Jarak tempat berlangsungnya difusi, makin dekat jarak tempat terjadinya difusi,
makin cepat proses difusi yang terjadi.
6.
Area Tempat berlangsungnya Difusi, makin luas area difusi, makin cepat proses
difusi.
2.7
Osmosis
Secara luas, proses
osmosis diartikan sebagai proses perpindahan pelarut melewati sebuah membran
semipermeabel. Secara sederhana, osmosis dapat diartikan sebagai proses difusi
air sebagai pelarut, melewati sebuah membran semipermeabel. Masuknya air ini dapat
menyebabkan tekanan air yang disebut tekanan osmotik . Pada sel tanaman
disebut tekanan turgor .
Terdapat tiga sifat
larutan yang dapat menentukan pergerakan air pada osmosis, yaitu hipertonik, hipotonik, dan isotonik .
Suatu larutan dikatakan hipertonik jika memiliki konsentrasi zat terlarut lebih
tinggi dibandingkan larutan pembandingnya. Dalam hal ini, larutan pembanding
akan bersifat hipotonik karena
memiliki konsentrasi zat terlarut lebih kecil. Larutan isotonik, memiliki konsentrasi zat terlarut yang
sama dengan larutan pembanding.
Pergerakan molekul air
melalui membran semipermeabel selalu dari larutan hipotonis menuju ke larutan
hipertonis sehingga perbandingan konsentrasi zat terlarut kedua larutan seimbang (isotonik). Misalnya, sebuah sel diletakkan di
dalam air murni. Konsentrasi zat terlarut di dalam sel lebih besar (hipertonik)
karena adanya garam mineral, asam-asam organik, dan berbagai zat lain yang
dikandung sel. Dengan demikian, air akan terus mengalir ke dalam sel sehingga
konsentrasi larutan di dalam sel dan di luar sel sama. Namun, membran sel
memiliki kemampuan yang terbatas untuk mengembang sehingga sel tersebut tidak
pecah. Pada sel darah merah, peristiwa ini disebut hemolisis.
Pada sel tumbuhan,
peristiwa ini dapat teratasi karena sel tumbuhan memiliki dinding sel yang
menahan sel mengembang lebih lanjut. Pada sel tumbuhan keadaan ini
disebut turgid.
Keadaan sel turgid membuat tanaman kokoh dan tidak layu. Di alam, air jarang
ditemukan dalam keadaan murni, air selalu mengandung garam-garam dan
mineral-mineral tertentu. Dengan demikian, air aktif keluar atau masuk sel. Hal
tersebut berkaitan dengan konsentrasi zat terlarut pada sitoplasma. Pada
saat air di dalam sitoplasma maksimum, sel akan mengurangi kandungan mineral
garam dan zat-zat yang terdapat di dalam sitoplasma. Hal ini membuat
konsentrasi zat terlarut di luar sel sama besar dibandingkan konsentrasi air di
dalam sel.
Jika sel dimasukkan ke dalam larutan
hipertonik, air akan terus-menerus keluar dari sel. Sel akan mengerut, mengalami
dehidrasi, dan bahkan dapat
mati. Pada sel tumbuhan, hal ini menyebabkan sitoplasma mengerut dan terlepas dari dinding sel. Peristiwa ini disebut plasmolisis. Dengan demikian, pada saat tertentu, sel perlu meningkatkan kembali kandungan zat-zat dalam sitoplasma
mati. Pada sel tumbuhan, hal ini menyebabkan sitoplasma mengerut dan terlepas dari dinding sel. Peristiwa ini disebut plasmolisis. Dengan demikian, pada saat tertentu, sel perlu meningkatkan kembali kandungan zat-zat dalam sitoplasma
untuk menaikkan tekanan osmotik di dalam sel. Cara sel mempertahankan tekanan osmotiknya ini disebut osmoregulasi.
Demikian seterusnya, sel selalu aktif
dan hal tersebut dilakukan untuk mempertahankan kondisi setimbang antara sel
dan lingkungannya. Proses metabolisme membutuhkan air dan mineral atau garam
dan berbagai zat yang terkandung dalam sitoplasma. Akibatnya, tekanan osmotik
dan konsentrasi molekul-molekul lain berubah sehingga terjadi aliran difusi dan
osmosis yang terus-menerus dari sel ke luar atau dari luar ke dalam sel.
Untuk
memenuhi kebutuhan materi dan mempertahankan keseimbangan fisiologi didalam
tubuhnya, tumbuhan melakukan beberapa aktivitas, di antaranya adalah absorbsi
(penyerapan), transportasi (pengangkutan) atau translokasi (pemindahan) dan
transpirasi (pelepasan air melalui stomata). Beberapa prinsip yang berhubungan
dengan proses penyerapan pada akar :
1.
Penyerapan air tanah oleh akar dapat terjadi melalui meknisme imbibisi, difusi,
osmosis dan transpor aktif.
2. Pada
tumbuhan darat, penyerapan gas-gas (O2 dan CO2) lebih banyak melalui
sedangkan ion-ion dalam larutan tanah melalui akar. Pada tumbuhan air
hampir seluruh permukaan tubuhnya dapat melakukan penyerapan air beserta
gas-gas dan ion-ion yang terlarut
di dalamnya.
Osmosis
adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari larutan
yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat pelarutya
rendah melalui selaput atau membran selektif permeabel atau semi permeabel.
Jika di dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel, jika
dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel ditempatkan dua
larutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat
terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif
permeabel, maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau
berpindah menuju larutan glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput
permeabel.
Osmosis adalah suatu topik yang
penting dalam biologi karena fenomena ini dapat menjelaskan mengapa air
dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel. Pada
hewan, untuk bisa bertahan dalam lingkungan yang hipotonik atau hipertonik,
maka diperlukan pengaturan keseimbangan air, yaitu dalam proses osmoregulasi.
Faktor–faktor yang mempengaruhi terjadinya osmosis
pada sel hidup :
- Ukuran zat terlarut: semakin banyak zat terlarut maka peristiwa terjadinya osmosis akan semakin cepat. Karena zat terlarut memiliki tekanan osmotik yang berfungsi untuk memecah zat pelarut bergerak melalui membrane semipermeable.
- Tebal membran: semakin tebal suatu membrane akan memperhambat terjadinya osmosis. Karena dapat menyebabkan semakin sulitnya zat terlarut menembus membrane tersebut.
- Luas permukaan
- Jarak zat pelarut dan zat terlarut
- Suhu
2.8
Difusi Terfasilitasi
Transport dengan cara difusi
fasilitas mempunyai perbedaan dengan difusi sederhana yaitu difusi fasilitas
terjadi melalui carrier spesifik dan difusi ini mempunyai kecepatan transport
maksimum (Vmax). Suatu bahan yang akan ditransport lewat cara ini akan terikat
lebih dahulu dengan carrier protein yang spesifik, dan ikatan ini akan membuka
channel tertentu untuk membawa ikatan ini ke dalam sel. Jika konsentrasi bahan
ini terus ditingkatkan, maka jumlah carrier akan habis berikatan dengan bahan
tersebut sehingga pada saat itu kecepatan difusi menjadi maksimal (Vmax). Pada
difusi sederhana hal ini tidak terjadi, makin banyak bahan kecepatan transport
bahan maakin meningkat tanpa batas.
Difusi terfasilitasi adalah sejenis transpor pasif yang
molekul solutnya bergerak menuruni gradien konsentrasi dengan bantuan protein
pembawa pada membran. Suatu protein pembawa mengambil sebuah molekul, kemudian
protein tersebut berubah ke bentuk alternatifnya untuk menyimpan molekul ke sisi
lain membran. Dalam hal ini tidak diperlukan masukan energi(Bresnick:2003)
2.9 Imbibisi
Imbibisi adalah
penyerapan air (absorpsi) oleh benda-benda yang padat (solid) atau agak padat
(semi solid) karena benda-benda tersebut mempunyai zat penyusun dari bahan yang
berupa koloid.
Ada banyak hal yang merupakan proses
penyerapan air yang terjadi pada makhluk hidup, misalnya penyerapan air dari
dalam tanah oleh akar tanaman. Namun, penyerapan yang dimaksudkan di sini yaitu
penyerapan air oleh biji kering. Hal ini banyak kita jumpai di kehidupan kita
sehari-hari yaitu pada proses pembibitan tanaman padi, pembuatan kecambah
tauge, biji kacang hijau terlebih dahulu direndam dengan air. Pada peristiwa
perendaman inilah terjadi proses imbibisi oleh kulit biji tanaman tersebut.
Tidak hanya itu, proses imbibisi juga memiliki kecepatan penyerapan air yang
berbeda-beda untuk setiap jenis biji tanaman.
Syarat
terjadinya imbibisi:
1.
Perbedaan
Ψ antara benih dengan larutan, dimana Ψ benih < Ψ larutan
2.
Ada
tarik menarik yang spesifik antara air dengan benih
3.
Benih
memiliki partikel koloid yang merupakan matriks, bersifat hidrofil berupa
protein, pati, selulose
4.
Benih
kering memiliki Ψ sangat rendah. Hubungan antara Ψ dengan komponen penyusun: Ψ
= Ψm + Ψp
5.
Volume
air yang diserap + volume biji mula-mula > volume biji setelah menyerap air,
sebagian air telah digunakan untuk menjalankan proses metabolisme
6.
Proses
metabolime: aktivasi enzim, hidrolisis cadangan makanan, respirasi
0 komentar:
Post a Comment
Terima kasih atas kujungan anda. Komentar anda akan sangat bermanfaat untuk kemajuan blog ini.