PENGARUH GEJALA KEKURANGAN ATAU KELEBIHAN UNSUR HARA PADA TANAMAN JAGUNG ( Zea mays L. ) PADA TEKNIK TANPA PERLAKUAN ATAU KONTROL

Written By Unknown on 08/07/2013 | 11:12 pm


(Laporan Kesuburan Tanah dan Pemupukan)



PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012
  




I. PENDAHULUAN


1.1  Latar belakang

Upaya peningkatan produksi jagung, baik melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi, selalu diiringi oleh penggunaan pupuk, terutama pupuk anorganik, untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman.  Pada prinsipnya, pemupukan dilakukan secara berimbang, sesuai kebutuhan tanaman dengan mempertimbangkan kemampuan tanah menyediakan hara secara alami, keberlanjutan sistem produksi, dan keuntungan yang memadai bagi petani.

Pemupukan berimbang adalah pemberian pupuk ke dalam  tanah untuk  mencapai   status   semua hara esensial seimbang sesuai kebutuhan tanaman dan optimum untuk meningkatkan produksi dan mutu
hasil, meningkatkan efisiensi pemupukan, kesuburan tanah serta menghindari  pencemaran  lingkungan.  Jadi pemupukan berimbang merupakan pemenuhan hara yang berimbang dalam tanah, bukan berimbang dalam bentuk dan jenis pupuk.  Pemupukan diberikan bagi hara yang kurang dalam tanah, yang sudah cukup diberikan hanya untuk memelihara hara tanah supaya tidak berkurang.  Dalam penerapannya pemupukan berimbang dapatmenggunakan pupuk tunggal seperti urea, SP-36, TSP, dan KCl, pupuk majemuk ditambah pupuk tunggal atau campuran pupuk tunggal.  Agar sesuai dengan takaran pemupukan berimbang yang spesifik lokasi, komposisi pupuk harus bervariasi sesuai kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman.

Tanaman jagung membutuhkan paling kurang 13 unsur hara yang diserap melalui tanah.  Hara N, P, dan K diperlukan dalam jumlah lebih banyak dan sering kekurangan, sehingga disebut hara primer. Hara Ca, Mg, dan S diperlukan dalam jumlah sedang dan disebut hara sekunder.  Hara primer dan sekunder lazim disebut hara makro.  Hara Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit, disebut hara mikro. Unsur C, H, dan O diperoleh dari air dan udara.

Penggunaan pupuk yang berlebihan pada tanaman dapat menyebabkan residu di dalam tanah yang besar.  Oleh sebab itu pengaturan pemberian pupuk harus dilakukan.  Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan hara dalam tanah untuk dapat diserap tanaman antara lain adalah total pasokan hara,kelembaban tanah dan aerasi, suhu tanah, dan sifat fisik maupun kimia
tanah.  Keseluruhan faktor ini berlaku umum untuk setiap unsur hara.

Dalam percobaan yang kami lakukan, kami melihat adanya respon pertumbuhan tanaman jagung pada lahan percobaan yang tidak kami beri pupuk sama sekali.  Dan kami juga membandingkan respon pertumbuhan dengan tanaman jagung pada lahan yang diberi pemupukan penuh.


1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari dilakukannya percobaan ini antara lain :
1.        Mengetahui pertumbuhan tanaman jagung pada lahan yang tidak diberi perlakuan pemupukan sama sekali.
2.        Membandingkan pertumbuhan tanaman jagung yang tidak diberi pupuk sama sekali dengan tanaman jagung yang diberi pupuk lengkap dengan perlakuan dilarik dan disebar.
3.        Mengetahui persentase perkecambahan tanaman jagung pada lahan yang tidak diberi pupuk sama sekali.
4.        Mengetahui gejala kahat unsur hara pada tanaman jagung.



II. TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Jagung
Jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga
rumput-rumputan.  Jagung adalah sumber pangan kedua setelah padi. Hampir 70% dari produksinya dimanfaatkan untuk konsumsi dan sisanya untuk berbagai keperluan, baik sebagai pakan ternak maupun bahan industry (Elly LR 1992).  Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (daun dan tongkol), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), furfural, bioetanol, dan bahan baku industri (dari tepung biji dan tepung tongkolnya).  Tongkol jagung kaya akan pentosa yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural.  Furfural banyak digunakan sebagai pelarut dalam industri pengolahan minyak bumi, pembuatan pelumas, dan pembuatan nilon.  Selain itu berfungsi sebagai senyawa antara untuk pembuatan furfuril alkohol, tetrahidrofuran, herbisida, dan aplikasi pada pewangi (Ace 2003).  Inti biji jagung juga banyak dimanfaatkan sebagai penghasil minyak jagung.

Tanaman jagung termasuk kelas Monocotyledone, ordo graminae, familia graminaceae, genus zea, species Zea mays.L ( Insidewinme, 2007) dan merupakan tanaman berumah satu (monoecious), bunga jantan (staminate) terbentuk pada malai dan bunga betina (tepistila) terletak pada tongkol di pertengahan batang secara terpisah tapi masih dalam satu tanaman (Subandi, 2008).  Jagung tergolong tanaman C4 dan mampu beradaptasi dengan baik pada faktor pembatas pertumbuhan dan produksi.  Salah satu sifat tanaman jagung sebagai tanaman C4, antara lain daun mempunyai laju fotosintesis lebih tinggi dibandingkan tanaman C3, fotorespirasi dan transpirasi rendah, efisien dalam penggunaan air (Goldsworthy dan Fisher, 1980).

Tanaman jagung berakar serabut terdiri dari akar seminal, akar adventif dan akar udara (Goldsworthy dan Fisher, 1980), mempunyai batang induk, berbentuk selindris terdiri dari sejumlah ruas dan buku ruas.  Pada buku ruas terdapat tunas yang berkembang menjadi tongkol.  Tinggi batang bervariasi 60-300 cm, tergantung pada varietas dan tempat Selama fase vegetatif bakal daun mulai terbentuk dari kuncup tunas.  Setiap daun terdiri dari helaian daun, ligula dan pelepah daun yang erat melekat pada batang (Sudjana, Rifin dan Sudjadi, 1991).
 Bunga jantan terletak dipucuk yang ditandai dengan adanya rambut atau tassel dan bunga betina terletak di ketiak daun dan akan mengeluarkan stil dan stigma (Idris, Zainal, Mohammad, Lassim, Norman dan Hashim, 1982).  Bunga jagung tergolong bunga tidak lengkap karena struktur bunganya tidak mempunyai petal dan sepal dimana organ bunga jantan (staminate) dan organ bunga betina (pestilate) tidak terdapat dalam satu bunga disebut berumah satu (Sudjana, Rifin dan Sudjadi, 1991).

2.2 Pemupukan
Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik, bila ditambahkan ke dalam tanah ataupun tanaman dapat menambah unsur hara serta dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, atau kesuburan tanah.  Pemupukan adalah cara-cara atau metode pemberian pupuk atau bahan-bahan lain seperti bahan kapur, bahan organik, pasir ataupun tanah liat ke dalam tanah.  Jadi pupuk adalah bahannya sedangkan pemupukan adalah cara pemberiannya.  Pupuk banyak macam dan jenis-jenisnya serta berbeda pula sifat-sifatnya dan berbeda pula reaksi dan peranannya di dalam tanah dan tanaman.  Karena hal-hal tersebut di atas agar diperoleh hasil pemupukan yang efisien dan tidak merusak akar tanaman maka perlulah diketahui sifat, macam dan jenis pupuk dan cara pemberian pupuk yang tepat (Hasibuan, 2006).

Pupuk dapat digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik.  Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai, misalnya pupuk kompos dan pupuk kandang.  Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak.  Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah tetapi kandungan bahan organik di dalamnya sangatlah tinggi.  Sedangkan pupuk anorganik adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki kandungan persentase yang tinggi.  Contoh pupuk anorganik adalah urea, TSP dan Gandasil (Novizan, 2007).

Takaran pupuk yang digunakan untuk memupuk satu jenis tanaman akan berbeda untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap jenis tanah memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda.  Ada beberapa hal penting yang perlu dicermati untuk mendapatkan efisiensi dalam pemupukan, antara lain : jenis pupuk yang digunakan, sifat dari pupuk itu sendiri, waktu pemupukan dan syarat pemberian pupuk serta cara atau metode pemupukan.
Peningkatan produksi pertanian dapat dicapai melalui pendekatan teknologi yang tepat antara lain dengan menerapkan teknologi pemupukan berimbang spesifik lokasi.

Saat ini teknologi pemupukan sesuai anjuran hampir tidak dilakukan oleh sebagian petani Indonesia, sehingga menyebabkan pemupukan menjadi tidak berimbang.
Konsep Pemupukan Berimbang adalah :
1.        Selama ini di masyarakat berkembang pengertian bahwa pemupukan berimbang adalah pemupukan yang menggunakan pupuk majemuk /compound (NPK Compound).  Pengertian tersebut perlu segera diluruskan, karena konsep pemupukan berimbang adalah penambahan pupuk ke dalam tanah dengan jumlah dan jenis hara yang sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan kebutuhan hara oleh tanaman untuk meningkatkan produksi dan kualitas hasil komoditas pertanian.
2.        Pemupukan berimbang dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa jenis pupuk tunggal yang dicampur secara sederhana (simple blending), atau dicampur secara mekanis (mechanical blending) atau melalui teknologi pencampuran secara kimia (chemical blending) yang disebit pupuk majemuk/compound dengan formula tertentu.

2.3 Kahat Hara
Gejala kekurangan suatu unsur hara yang ditampakkan tanaman tidak selalu sama.  Gejala tersebut dapat berbeda, tergantung spesies tanaman, tingkat keseriusan masalah, dan fase pertumbuhan tanaman.  Di samping itu, tanaman dapat mengalami kekurangan dau unsur hara atau lebih pada saat yang bersamaan, sehingga gejala yang ditampakkan oleh tanaman menjadi lebih kompleks.  Pada dasarnya gejala kekurangan unsur hara tergantung pada 2 hal utama, yakni: 1. fungsi dari unsur hara tersebut dan 2. kemudahan unsur hara tersebut untuk ditranslokasikan dari daun tua ke daun muda.  Kemudahan suatu unsur hara untuk ditranslokasikan tergantung pada solubilitas (kelarutan) dari bentuk kimia dari unsur tersebut di dalam jaringan tanaman dan kemudahannya untuk dapat masuk ke dalam pembuluh floem.

Beberapa unsur dengan mudah dapat ditranslokasikan dari daun tua ke daun muda dan organ penampung (storage organ) seperti organ reproduktif atau umbi.    Unsur-unsur tersebut adalah nitrogen, fosfor, kalium, magnesium, klor dan belerang; sedangkan sekelompok unsur lainnya lebih sulit untuk ditranslokasikan, misalnya boron, besi dan kalsium.  Mobilitas unsur-unsur seng, mangan, tembaga dan molybdenum tergolong sedang (http://admin.adenium.web.id/gejala-kekurangan-unsur-hara).

Gejala kahat N. Nitirogen merupakan unsur mobil didalam tanaman, oleh karena itu gejala kekurangannya akan dimulai pada daun-daun yang lebih tua.  Gejalanya berupa menguningnya daun.  Kadang-kadang disertai dengan berubahnya warna daun menjadi kemerahan sebagai akibat terbentuknya "anthocyanin
(http://www.o-fish.com/Aquascaping/DefisiensiHara.html)


III. METODE PERCOBAAN



3.1 Alat dan Bahan

Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu: cangkul, sprayer, ember, penggaris, meteran, koret, dan timbangan.  Sedangkan bahan-bahan yang digunakan antara lain:  pupuk SP 36 375gr/12,5 m2, KCl 125 gr/ 12,5 m2, Kapur 1200 gr/12,5 m2, Insektisida Hamasid 2,5 EC, tali rafia, air dan benih jagung bisi-2



3.2 Cara Kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan dalam percobaan kali ini yaitu:
1.        Membersihkan dan menyiangi gulma di lahan yang berukuran 5 x 2,5 m yang akan digunakan untuk percobaan.
2.        Mencangkul lahan tersebut hingga siap olah dan siap untuk ditanami jagung.
3.        Melubangi tanaman sesuai jarak tanam sehingga dalam satu lahan terdapat 36 lubang tanam.
4.        Menanam jagung, dalam satu lubang dimasukkan 2 benih tanaman jagung.
5.        Pada minggu selanjutnya atau tanggal 13 maret 2012 dilakukan pengamatan persentase perkecambahan pada tanaman jagung.
6.        Pada tanggal 20 maret 2012 dilakukan pengamatan tinggi tanaman jagung yang telah dipilih sebagai tanaman sampel sebanyak 5 tanaman dan dilakukan penyiangan gulma.
7.        Pada tanggal 27 maret 2012 dilakukan pengamatan tinggi tanaman sampel kembali, menyiangi gulma dan melakukan penyemprotan insektisida HAMASID 25 EC.
8.        Pada tanggal 3 April 2012 dilakukan pengamatan tinggi tanaman sampel kembali dan menyiangi gulma kembali.
9.        Pada tanggal 10 april 2012 dilakukan pengamatan tinggi tanaman sampel kembali dan dilakukan penyiangan gulma.
10.    Pada tanggal 17 april 2012 dilakukan pengamatan tinggi tanaman sampel kembali dan dilakukan pembumbunan pada tanaman jagung.
11.    Pada tanggal 24 april 2012 dilakukan pengamatan tinggi tanaman sampel kembali dan perawatan tanaman.
12.    Pada minggu selanjutnya dilakukan pengamatan pada tanaman dengan menghitung jumlah tongkol yang terdapat pada tanaman sampel.
13.    Pada tanggal 15 mei 2012 dilakukan pengamatan dan perhitungan jumlah keseluruhan tongkol per petak tanaman dan menghitung jumlah tanaman yang produktif dan tidak produktif.
14.    Pada tanggal 22 mei 2012 dilakukan panen tongkol tanaman secara keseluruhan dan penimbangan bobot kotor dan bobot bersih tanaman jagung.



 IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN



4.1 Hasil Pengamatan


4.1.2 Grafik tinggi tanaman jagung






























4.1.2 Grafik bobot tanaman jagung














4.2 Pembahasan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap lahan yang tidak diberi pupuk sama sekali, pada minggu awal pengamatan didapatkan persentase perkecambahan jagung yaitu sebesar 87,5 %, pada kelompok 1 yang diberi perlakuan pupuk lengkap dengan teknik sebar yaitu sebesar 95,8 %, sedangkan pada kelompok 6 yang diberi perlakuan pupuk lengkap dengan teknik larik yaitu sebesar.  Pada minggu selanjutnya dilakukan pengamatan tinggi tanaman sampel yang telah dipilih dan didapatkan rata-rata tinggi tanaman sampel 29 cm, pada minggu pengamatan kedua didapat rata-rata tinggi tanaman sampel yaitu sebesar 50 cm, pada pengamatan minggu ketiga didapat rata-rata tinggi tanaman sebesar 79,8 cm, pada pengamatan minggu keempat didapat rata-rata tinggi tanaman sebesar 107,4 cm, pada pengamatan minggu kelima didapat rata-rata tinggi tanaman sebesar 142,2 cm, pada pengamatan minggu keenam didapat rata-rata tinggi tanaman sebesar 166 cm.  Sedangkan untuk bobot kotor tongkol jagung tanaman sampel sebesar 643,7 gram dan bobot bersih tongkol jagung tanaman sampel sebesar 418,7 gram.  Dan untuk bobot kotor tongkol jagung yang bukan sampel sebesar 3021,12 gram dan bobot bersih tongkol jagung yang bukan sampel sebesar 1506,2 gram.  Sedangkan pada kelompok 6 didapatkan bobot kotor tongkol jagung tanaman sampel sebesar 1067,74 gram sedangkan bobot bersih tongkol tanaman sampel sebesar 726,78 gram.  Dan untuk bobot kotor tongkol tanaman yang bukan sampel sebesar 5.498,17 gram dan bobot bersih tongkol tanaman yang bukan sampel sebesar 3,522,70 gram.  Pada perbandingan bobot tongkol tanaman jagung yang tidak diberi pupuk dan diberi pupuk terlihat berbeda tapi perbedaan bobot tidak terlalu berbeda nyata terlihat dari selisih bobot tongkol tanaman sampel.  Yang terlihat nyata yaitu gejala kahat unsur hara pada tanaman jagung yang tidak diberi perlakuan pemupukan sama sekali, yaitu ditemukan beberapa tanaman yang terlihat tumbuh kerdil yang diakibatkan kahat unsur hara K.  Dan juga nampak pada beberapa daun tanaman yang terlihat berwarna kekuning-an diakibatkan oleh kahat unsure N.  Dan terlihat dari tongkol yang dihasilkan ukurannya lebih kecil ini diakibatkan oleh kahat unsur P.
 

 
V. KESIMPULAN



Adapun kesimpulan yang didapat dari percobaan yang dilakukan kali ini adalah :

1.        Gejala kahat N mulai terlihat saat tanaman memasuki umur 5 minggu setelah tanam yaitu dengan terlihat daun-daun yang menguning.

2.        Untuk bobot bersih tongkol didapatkan sebesar 418,7 gram dan bobot kotor tongkol didapatkan sebesar 643,7 gram.

3.        Tinggi tanaman terlihat berbeda nyata dengan kelompok 6 & 1 yang diberi perlakuan pemupukan lengkap dengan aplikasi yang berbeda.
































































Ditulis Oleh : Unknown ~Balconystair

Muh.Akram Anda sedang membaca artikel berjudul PENGARUH GEJALA KEKURANGAN ATAU KELEBIHAN UNSUR HARA PADA TANAMAN JAGUNG ( Zea mays L. ) PADA TEKNIK TANPA PERLAKUAN ATAU KONTROL yang ditulis oleh Balconystair Jika Anda menyukai artikel ini, silakan klik like atau tombol g+, Anda diperbolehkan mengcopy paste artikel ini dengan catatan mencantumkan sumbernya. Terima Kasih dan sering-sering mampir, ya.. :) Salam Blogger!!

Blog, Updated at: 11:12 pm

0 komentar:

Post a Comment

Terima kasih atas kujungan anda. Komentar anda akan sangat bermanfaat untuk kemajuan blog ini.

Powered by Blogger.